Wakaf 2023 SUBTITLE INDONESIA Film Moviepremi – sinopsis – menghiasi seluruh bioskop Indonesia sejak dirilis pada 26 Oktober 2023. Dalam kisah ini, sutradara Adi Garin, yang sebelumnya mengarahkan film “Bukan Cinderella,” menyuguhkan film baru, yang entah mengapa, membuat sebagian banyak penonton merasa bahwa filmnya lebih cocok masuk platform streaming film, bukannya dihadirkan pada layar lebar.
Sebelum lebih jauh dibahas, diketahui bahwa, pemeran utama “Wakaf” adalah Putri Delina, yang juga dikenal sebagai anak dari komedian terkenal, Sule.
Selain itu, film ini juga menampilkan sejumlah bintang seperti: Kiki Amalia, M. Yusuf Al Lampungi, Yan Widjaya, Farid Ongky, Julian Koto, Egy Fredly, Rezca Syam, Arswendy, Bening Swara, dan Julian Kunto.
Dalam inti cerita “Wakaf,” kita diajak untuk memahami konflik di sekitar sebidang tanah yang dimiliki oleh Amrullah (Yan Widjaya). Tanah tersebut telah diwakafkan, namun muncul perbedaan pendapat antara Amrullah dan anak-anaknya mengenai nasib tanah tersebut.
Perpecahan dalam keluarga Amrullah membawa Delia (Putri Delina) dan Farhan (M. Yusuf Al-Lampungi), dua cucu dari Amrullah, menjadi saksi atas konfliknya.
Di samping itu, tanah wakaf tersebut juga bersebelahan dengan sebuah musala kecil yang memiliki arti penting sebagai tempat ibadah bagi masyarakat setempat.
Dalam usaha merebut tanah wakaf itu, anak-anak Amrullah melibatkan berbagai metode, bahkan menggunakan ilmu hitam.
Mereka mencari bantuan seorang dukun bernama Ki Japa (Egi Fredly) untuk memanggil jin Anzar, yang diharapkan akan membantu mereka mencapai tujuan mereka. Namun, upaya ini membuka pintu bagi teror yang mengerikan.
Terutama setelah jin Anzar memasuki tubuh Delia, dampak negatif dari konfrontasi keluarga terasa semakin kuat.
Dalam “Wakaf,” penonton akan disuguhkan dengan ketegangan yang mendalam ketika konflik keluarga dan kehadiran makhluk gaib bersinggungan dalam perjuangan untuk mengendalikan sebidang tanah wakaf yang bernilai spiritual.
Masuk tahap ulasan lebih dalam. Sejujurnya, awalnya sangat skeptis sebelum menuju ke bioskop. Sebagai penonton, kita seharusnya tidak menghakimi film sebelum menontonnya. Namun, pada akhirnya, ternyata penting untuk mendengarkan intuisi.
Sayangnya, film ini sulit untuk diangkat sebagai sebuah prestasi. Menontonnya seperti menyaksikan pengalaman panjang yang hanya bisa berakhir setelah durasi film berakhir. Plot dan hubungan antar karakter utama sangat membingungkan.
Dialognya cenderung datar dan terasa seperti percakapan dalam sinetron. Riasan, lokasi, dan elemen visual lainnya terkesan murah, seolah-olah ini adalah film dengan anggaran terbatas yang dipaksakan untuk ditayangkan di bioskop.
Meski begitu, pesan moral yang bisa diambil dari film ini cukup jelas. Film “Wakaf” menyampaikan pentingnya nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas dalam kehidupan, serta keharusan untuk menghormati nilai-nilai agama, terutama dalam konteks konflik seputar tanah wakaf. Kisah yang menarik. Ya sudah ditonton saja langsung di Moviepremi.