Girls on Film 2023 SUBTITLE INDONESIA Film Moviepremi – sinopsis – Film thriller eksploitasi indie seksi Robin Bain, Girls on Film, hadir di saat yang tepat saat saya menelusuri semua drama megah yang memancing penghargaan ini. Jenna (Dare Taylor) adalah seorang mahasiswa keperawatan yang penuh harapan yang menjalankan saluran obrolan dewasanya sendiri menggunakan nama samaran “Rain” untuk membayar biaya. Dalam sekejap, semuanya hancur ketika pemiliknya mengusirnya dari apartemennya karena memproduksi video pedas.Untung saja, Jenna menemukan iklan teman sekamar yang diposting oleh Blake (Willow Grey), hanya untuk menemukan bahwa apa yang Jenna anggap sebagai ruangan sederhana ternyata adalah sebuah rumah besar di Palm Springs.
Blake meyakinkan Jenna bahwa semua yang ada di iklan itu benar, yaitu harga sewa dan pengelolaan properti yang murah. Blake juga tidak mempermasalahkan Jenna yang melakukan webcam di malam hari.Selama sesi webcam pertama Jenna, Blake menawarkan untuk tampil di streaming dengan mengenakan topeng renda seksi dan bernama Claudia. Keduanya mendapat ide bagus bahwa jika pemirsa memberi mereka tip $3.000, Jenna dan Blake akan bermesraan, dan dalam sekejap mata, tiga ribu dolar masuk, dan streaming menjadi panas dan seksi.
Keesokan paginya, Jenna mulai menyukai Blake karena ini adalah pertama kalinya dia mencium seorang wanita. Blake meyakinkannya bahwa itu semua nyata dan membiarkan dia menyimpan tiga ribu dolar penuhnya. Tapi seperti film thriller seksi lainnya, ada ikatan dan rahasia yang dirahasiakan.Girls on Film persis seperti yang Anda pikirkan. Ini adalah film thriller erotis yang diproduksi dengan anggaran indie. Apa yang kurang dalam nilai produksi dari film ini lebih dari sekedar kompensasi dalam adegan cinta erotis yang panas.Dare Taylor hebat sebagai tipe “gadis tetangga” yang tampak bersedia sedikit mengkompromikan nilai-nilainya untuk menjadi seorang perawat.
Gadis yang baik diimbangi oleh gadis kaya yang sangat hancur dalam diri Blake. Willow Gray menjadi sangat fatal ketika Blake perlahan-lahan lepas kendali pada akhirnya.Mari menjadi nyata. Kami di sini untuk aksi cewek-cewek yang seksi. Itu seksi. Ada ketelanjangan dan tidak ada Skin-e-Max yang eksplisit. Meskipun ceritanya tidak sepenuhnya orisinal, penulis/sutradara Robin Bain membangun dasar yang kuat untuk kisahnya saat beralih dari film thriller erotis ke film thriller biasa.Saya memiliki dua masalah dengan produksi itu sendiri. Pertama, pengeditannya. Saat karakter melakukan percakapan, kita berpindah-pindah dari satu karakter ke karakter lainnya. Editingnya harus lebih ketat. Jika Anda memejamkan mata dan mendengarkan, ada jeda antar baris dialog yang tidak membuatnya terdengar natural. Kisah yang menarik. Ya sudah ditonton saja langsung di Moviepremi.